Senin, 30 Maret 2015

Makalah Konsep Dasar Psikolinguistik



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Psikolinguistik adalah sub disiplin ilmu linguistik yang mengkaji hubungan antara ilmu psikologi dan ilmu bahasa. Sedangkan kegiatan berbahasa bukan hanya secara mekanistik tetapi juga secara mentalistik. Di dalam ilmu psikologi membahas ilmu yang mengkaji jiwa manusia yang bersifat abstrak sedangkan ilmu linguistik membahas tentang bahasa sebagai objek kajian. Untuk itu teori psikolinguistik dapat menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang di dengarnya pada waktu berkomunikasi dan kemampuan berbahasa tersebut bisa diperoleh dari manusia. 
            Psikolinguistik merupakan hasil dari perkembangan ilmu linguistik yang sangat pesat. Psikolinguistik juga di kategorikan sebagai mata kuliah wajib dalam program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
            Makalah ini akan membahas tentang konsep dasar psikolinguistik secara umum untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Psikolinguistik. Untuk memahami konsep dasar psikolinguistik ada beberapa hal yang perlu di pahami seperti pengertian psikolinguistik, sejarah lahirnya psikolinguistik, batasan psikolinguistik dan ilmu bahasa, ciri-ciri psikolinguistik, ruang lingkup kajian psikolinguistik, kedudukan psikolinguistik dalam keilmuan linguistik, dan tujuan mempelajari psikolinguistik. Isi dalam makalah ini diharapkan mampu memberikan konsep dasar tentang psikolinguistik dalam perkembangan ilmu linguistik kepada para pembaca.
B. Rumusan Masalah
            1. Apakah yang dimaksud dengan psikolinguistik?
            2. Bagaimana sejarah lahirnya psikolinguistik?
            3. Bagaimana batasan psikologi bahasa dan psikolinguistik?
            4. Bagaimana ciri-ciri psikolinguistik?
            5. Bagaimana ruang lingkup kajian psikolinguistik?
            6. Bagaimana kedudukan psikolinguistik dalam ilmu linguistik?
            7. Apakah tujuan mempelajari psikolinguistik?

C. Tujuan Pembahasan
            1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan psikolinguistik.
            2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah lahirnya psikolinguistik.
            3. Untuk mengetahui batasan psikologi bahasa dan psikolinguistik.
            4. Untuk mengetahui ciri-ciri psikolinguistik.
            5. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian psikolinguistik.
            6. Untuk mengetahui kedudukan psikolinguistik dalam ilmu linguistik.
            7. Untuk mengetahui tujuan mempelajari psikolinguistik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Psikolinguistik
            Secara etimologis, istilah Psikolinguistik berasal dari dua kata, yakni Psikologi dan Linguistik. Seperti kita ketahui kedua kata tersebut masing-masing merujuk pada nama sebuah disiplin ilmu. Secara umum, Psikologi sering didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dengan cara mengkaji hakikat stimulus, hakikat respon, dan hakikat proses‑proses pikiran sebelum stimulus atau respon itu terjadi. Pakar psikologi sekarang ini cenderung menganggap psikologi sebagai ilmu yang mengkaji proses berpikir manusia dan segala manifestasinya yang mengatur perilaku manusia itu. Tujuan mengkaji proses berpikir itu ialah untuk memahami, menjelaskan, dan meramalkan perilaku manusia.
Linguistik secara umum dan luas merupakan satu ilmu yang mengkaji bahasa (Bloomfield, 1928:1). Bahasa dalam konteks linguistik dipandang sebagai sebuah sistem bunyi yang arbriter, konvensional, dan dipergunakan oleh manusia sebagai sarana komunikasi. Hal ini berarti bahwa linguistik secara umum tidak mengaitkan bahasa dengan fenomena lain. Bahasa dipandang sebagai bahasa yang memiliki struktur yang khas dan unik. Munculnya ilmu yang bernama psikolinguistik tidak luput dari perkembangan kajian linguistik
Pada mulanya istilah yang digunakan untuk psikolinguistik adalah linguistic psychology (psikologi linguistik) dan ada pula yang menyebutnya sebagai psychology of language (psikologi bahasa). Kemudian sebagai hasil kerja sama yang lebih terarah dan sistematis, lahirlah satu ilmu baru yang kemudian disebut sebagai psikolinguistik (psycholinguistic).
Psikolinguistik merupakan ilmu yang menguraikan proses‑proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memahami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia (Simanjuntak, 1987:1). Aitchison (1984), membatasi psikolinguistik sebagai studi tentang bahasa dan pikiran. Psikolinguistik merupakan bidang studi yang menghubungkan psikologi dengan linguistik. Tujuan utama seorang psikolinguis ialah menemukan struktur dan proses yang melandasi kemampuan manusia untuk berbicara dan memahami bahasa. Berikut adalah pengertian psikolinguistik menurut beberapa ahli.
“Psikolinguistik adalah pendekatan gabungan melalui psikologi dan linguistik bagi telaah atau studi pengetahuan bahasa, bahasa dalam pemakaian, perubahan bahasa, dan hal-hal yang berkaitan dengan itu, yang tidak mudah dicapai atau didekati melalui salah satu dari kedua ilmu tersebut secara terpisah atau sendiri-sendiri” (Lado, 1975:220).
“Psikolinguistik adalah suatu ilmu yang meneliti bagaimana pemakaian suatu bahasa membangun dan memahami kalimat-kalimat bahasa tersebut” (Emmon Bach, 1964:64).
“Psikolinguistik adalah telaah pemerolehan bahasa dan perilaku linguistik, terutama mekanisme psikologis yang bertanggung jawab atas kedua aspek itu” (Langacker, 1973:6).

“Psikolinguistik merupakan ilmu yang mengurai proses-proses psikologis yang terjadi apabila seseorang menghasilkan kalimat dan memeagami kalimat yang didengarnya waktu berkomunikasi dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh manusia”
 (Simanjuntak, 1987:1).


B. Sejarah Lahirnya Psikolinguistik
            Psikolinguistik adalah ilmu hibrida yakni  ilmu yang merupakan gabungan antara dua ilmu: psikologi dan linguistik. Benih ilmu ini sebenarnya sudah tampak pada permulaan abad ke 20 tatkala psikolog Jerman Wilhelm Wundt menyatakan bahwa bahasa dapat dijelaskan dengan dasar-dasar prinsip psikologis (Kess, 1992). Pada waktu itu bahasa mulai mengalami perubahan dari sifatnya yang estetik dan kultural ke suatu pendekatan yang “ilmiah”.
            Sementara itu, di benua Amerika kaitan antara bahasa dengan ilmu jiwa juga mulai tumbuh. Perkembangan ini dapat dibagi menjadi empat tahap (Kess, 1992): (1) tahap formatif, (2) tahap linguistik, (3) tahap kognitif, dan (4) tahap teori psikolinguistik, realita psikologis, dan ilmu kognitif.

1.  Tahap Formatif
            Pada pertengahan abad ke 20 John W. Gardner, seorang psikolog dari Carnegie Corporation, Amerika, mulai menggagas hibridasi (penggabungan)nkedua ilmu ini. Ide ini kemudian dikembangkan oleh psikolog lain, John B. Carrol, yang pada tahun 1951 menyelenggarakan seminar di Universitas Cornell untuk merintis keterkaitan antara kedus disiplin ilmu ini. Pertemuan itu di lanjutkan pada tahun 1953 di Uniiversitas Indiana. Hasil pertemuan ini membuat gema yang begitu kuat di antara para ahli ilmu jiwa maupunahli bahasa sehingga banyak penelitian yang kemudian dilakukan terarah pada kaitan antara kedua ilmu ini (Osgood dan Sebeok, 1954). Pada saat itulah istilah psycholinguistics pertama kali dipakai. Kelompok ini kemudian mendukung penelitian mengenai relativitas bahasa maupun universal bahasa. Pandangan tentang relativitas bahasa seperti dikemukakan oleh Benjamin Lee Whorf (1956) dan universal bahasa seperti dalam karya Greenberg (1963) merupakan karya-karya pertama dalam bidang psikolinguistik.
 2. Tahap Linguistik
            Perkembangan ilmu linguistik, yang semula berorientasi pada aliran behaviorisme dan kemudian beralih ke mentalisme (nativisme) pada tahun 1957 dengan diterbitkannya buku chomsky, sytactic structures, dan kritik tajam dari Chomsky terhadap teori behavioristik B>F Skinner (Chmsky 1959) telah membuat psikolinguistik sebagai ilmu yang banyak diminati orang. Hal ini makin berkembang karena pandangan Chimsky tentang universal bahasa makin mengarah pada pemerolehan bahasa.
            Kesamaan dalam strategi ini didukung pula oleh  berkembangnya ilmu neurolinguistik (Caplan 1987) dan biolinguistik (Lenneberg, 1967; Jenkins 2000). Studi dalam neurolinguistik menunjukkan bahwa manusia ditakdirkan memiliki otak yang brbeda dengan primat lain, baik dalam struktur maupun fungsinya. Dari segi biologi, manusia juga ditakdirkan memiliki struktur biologi yang berbeda dengan binatang.
            Bilinguistik, yang merupakan ilmu hibrida antara biologi dan linguistik, bergerak lebih luas karena ilmu ini merujuk pada pengetahuan kebahasaan manusia yakni pengetahuan seperti apa yang dimiliki manusia sehingga dia dapat berbahasa, dari mana datangnya pengetahuan itu sudah ada sejak manusia dilahirkan atau diperoleh dari lingkungan setelah manusia dilahirkan, pengetahuan yang kita miliki parameter apa yang kita pakai untuk mengolah dan mencerna input yang masuk pada kita, peran otak manusia yang membedakannya dengan otak binatang, dan dan pemerolehan bahasa adalah unik untuk manusia (species specific) hanya manusialah yang dapat berbahasa.
3. Tahap Kognitif
            Pada tahap ini psikolinguistik mulai mengarah pada peran kognisi dan landasan biologis manusia dalam pemerolehan bahasa. Pelopor seperti Chomsky mengatakan bahwa linguis itu sebenarnya adalah psikolog kognitif. Pemerolehan bahasa pada manusia bukanlah penguasaan komponen bahasa tanpa berlandaskan pada prinsip-prinsip kognitif.
            Pada tahap ini orang juga mulai berbicara tentang peran biologi pada bahasa karena mereka mulai merasa bahwa biologi merupakan landasan di mana bahasa itu tumbuh. Orang-orang seperti Chomsky dan Lenneberg mengatakan bahwa pertumbuhan bahasa seorang manusia itu terkait secara genetic dengan pertumbuhan biologinya.
4. Tahap Teori Psikolinguistik
            Pada tahap akhir ini, psikologi tidak lagi berdiri sebagai ilmu yang terpisah dari ilmu-ilmu lain karena pemerolehan dan penggunaan bahasa manusia menyangkut banyak cabang ilmu pengetahuan yang lain. Psikologi tidak lagi terdiri dari psiko dan linguistik saja tetapi juga menyangkut ilmu-ilmu lain seperti neurologi, filsafat, primatologi dan genetika.
            Neurologi mempunyai peran yang sangat erat dengan bahasa karena kemampuan manusia berbahasa ternyata bukan karena lingkungan tetapi karena kodrat neurologis yang dibawanya sejak lahir. Tanpa otak dengan fungsi-fungsinya yang kita miliki seperti sekarang ini, mustahillah manusia dapat berbahasa. Ilmu filsafat juga kembali memegang peran karena pemerolehan pengetahuan merupakan masalah yang sudah dari jaman purba menjadi perdebatan diantara para fikosof – apa pengetahuan itu dan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan. Primatologi dan genetika mengkaji sampai seberapa jauh bahasa itu milik khusus manusia dan bagaimana genetika terkait dengan pertumbuhan bahasa

C. Batasan Psikologi Bahasa dan Psikolinguistik
            Apakah psikologi bahasa itu? Apa hubungannya dengan psikolinguistik? Kedua istilah itu bisa di bedakan sesuai dengan sudut pandang nya. Ada yang beranggapan bahwa psikologi bahasa lebih besar mengacu kepada bidang kajian psikologi dari pada ilmu bahasa (linguistik), sedangkan psikolinguistik lebih besar mengacu kepada bidang kajian linguistik dari pada ilmu jiwa (psikologi). Orang yang berkecipung dalam bidang psikologi lebih senang menggunakan istilah psikologi bahasa (the psychology of language). Sebaliknya, orang yang berkecipung dalam bidang linguistik lebih senang menggunakan istilah psikolinguistik (psycholinguistics).
            Psikologi bahasa dan psikolinguistik  disikapi sebagai sebuah sinonim karena kedua-duanya merupakan kajian bahasa secara eksternal, yakni  mengkaji bahasa dari segi psikologi. Psikolinguistik dan psikologi bahasa  merupakan kajian bahasa yang melibatkan dua disiplin ilmu ,yakni psikologi dan linguistik. Kajian linguistik ini selain merumuskan kaidah-kaidah secara teoritis antardisiplin juga bersifat terapan dimana hasilnya dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah di dalam kehidupan bermasyarakat.

D. Ciri-ciri  Psikolinguistik
            Psikolinguistik yang merupaka sub disiplin ilmu linguistik antara psikologi dan linguistik yang memiliki ciri-ciri antara lain:
            1)  membahas hubungan bahasa dengan otak;
            2)  berhubungan langsung dengan proses penyandian (encoding) dan pemahaman sandi                      (decoding);
            3)  sebagai suatu pendekatan;
            4)  menelaah pengetahuan bahasa, pemakaian bahasa, dan perubahan bahasa;
            5) membahas proses yang terjadi pada pembicaraan dan pendengar di dalam kaitannya                      dengan bahasa;
            6) menitikberatkan pembahasan mengenai pemerolehan bahasa dan perilaku linguistik;
            7) merupakan hubungan kebutuhan berekspresi dan berkomunikasi;
            8) berhubungan dengan perkembangan bahasa anak;
            9) berkaitan dengan proses psikologis dalam membangun atau memahami kalimat.

E. Ruang Lingkup Kajian Psikolinguistik
            Objek kajian psikolinguistik adalah bahasa, gejala jiwa, dan hubungan antara keduanya.  Bahasa yang berproses dalam jiwa manusia yang tercermin dalam gejala jiwa. Bahasa di lihat dari aspek psikologis, yakni proses bahasa yang terjadi pada otak, baik pada otak pembicaraan maupun otak pendengar. Adapun penjabaran ruang lingkup kajian psikolinguistik adalah sebagai berikut.
1. Objek Kajian Psikolingistik
a. Otak dan Bahasa
            Otak dan Bahasa adalah salah satu kajian dari Psikolinguistik seperti yang telah dijelaskan diatas. Otak dan Bahasa lebih dikenal dengan Neurologi, yang dimana adanya hubungan antara organ otak manusia dengan bahasa, baik itu dalam penyimpanan, penggunaan dan pemerolehan bahasa itu sendiri.


b. Pikiran dan Bahasa
            Keterkaitan antara pikiran dan bahasa menjadi salah satu yang menarik dalam kajian Psikolinguistik. Seperti yang kita ketahui bahwa bahasa adalah alat penyambung lidah seseorang, yang dimana bahasa adalah alat komunikasi kita dalam kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan berbagai macam ide, ekspresi, dan perasaan kepada orang lain. Disisi lain kita juga dituntut untuk memahamai setiap ujaran dan ucapan yang disampaikan oleh orang lain. Dengan melihat hal demikian, kita dapat mengkaitkan hubungan antara pikiran dan bahasa dimana bahasa adalah media manusia dalam menyampaikan aspirasi atau ide-ide mereka.
2. Aspek Garapan Psikolinguistik
            Adapun aspek-aspek  yang penting dalam garapan psikolinguistik antara lain:
1) kompetensi (proses bahasa dalam komunikasi dan pikiran);
2) akuisisi (pemerolehan bahasa);
3) performansi (pola tingkah laku berbahasa);
4) asosiasi verbal dan persoalan makna;
5) proses bahasa pada orang abnormal, misalnya anak tuli;
6) persepsi ujaran dan kognisi;
7) pembelajaran bahasa.


F. Kedudukan Psikolinguistik Dalam Linguistik
Psikolinguistik terbentuk dari dua bidang ilmu yang berbeda. Namun, keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objek materinya saja yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa. dengan adanya psikolinguistik dapat meneliti bagaimana sebenarnya pembicara membentuk dan membangun suatu atau mengerti kalimat tersebut. Hal ini mengacu pada domain kognitif, yakni bagaimana bahasa berproses dalam otak kita. Bahasa yang diwujudkan dalam kalimat dihasilkan oleh pebicara yang kemudian diusahakan untuk dimengerti oleh pendengar.
Psikolinguistik termasuk salah satu cabang linguistik yang kompleks dan  perkembangannya sangat pesat karena membuka diri pada temuan disiplin ilmu lain sebagai alat bantu untuk menginterpretasikan masalah pemerolehan bahasa serta komprehensi dan produksi bahasa. Ahli psikolinguistik dituntut untuk dapat melakukan analisis pada semua tataran linguistik dengan baik karena psikolinguistik berusaha memahami bagaimana proses berbahasa di otak manusia. Ketika berkomunikasi, manusia memproduksi ujaran lisan atau tulisan. Orang yang diajak berkomunikasi akan mendenggar atau melihat apa yang hendak dikomunikasikan dan berusaha memahami apa yang diujarkan atau dituliskan. Di dalam proses tersebut, berbagai perasaan senang atau sedih dapat diekspresikan dengan kata-kata. Hal-hal yang biasa terjadi di sekitar kita pun dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Psikolinguistik mencoba menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Maka secara teoretis, kedudukan psikolinguistik dalam studi bahasa adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik dapat diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakikat bahasa dan pemerolehannya. Dengan kata lain, psikolinguistik mencoba menerangkan hakikat struktur bahasa dan bagaimana struktur tersebut diperoleh, digunakan pada waktu bertutur, dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam pertuturan.


G. Tujuan Mempelajari Psikolinguistik
            Bagi seorang guru, yang tugas utamanya adalah mengajar,sangat penting memahami psikologi belajar. Kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama Islam,sarat dengan muatan psikologis. mengabaikan aspek – aspek psikologis dalam proses pembelajaran akan berakibat kegagalan,sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Beberapa peran penting psikolinguistik dalam proses pembelajaran adalah :
1.         Dapat mengetahui sejarah kelahiran dan perkembangan psikolinguistik sebagai suatu                     disiplin mandiri.
2.         Dapat membantu Guru dalam memahami siswanya yang berbeda dalam hal kecerdasan.
3.         Dapat mengetahui bagaimana bahasa pertama dan bahasa kedua itu diperoleh.
4.         Dapat mengetahui mengapa seseorang bisa menderita penyakit bertutur dan bagaimana     cara menyembuhkannya.
5.         Dapat membantu Guru dalam mengajarkan bahasa kedua supaya hasilnya baik.
6.         Dapat mengetahui bagaimana suatu dialek itu tercipta.
7.         Dapat mengetahui bagaimana proses yang terjadi di dalam otak ketika berbahasa.
8.         Memahami siswa sebagai pelajar, meliputi perkembangannya, tabiat, kemampuan, kecerdasan,motivasi, minat, fisik, pengalaman, kepribadian, dan lain-lain.
9.         Memahami prinsip – prinsip dan teori pembelaaran.
10.       Memilih memetode – metode pembelajaran danpengajaran.
11.       Menetapkan tujuan pembelajaran dan pengajaran.
12.       Menciptaka situasi pembelajaran dan pengajaranyang kondusif.
13.       Memilih dan menetapkan isi pengajaran.
14.       Membantu peserta didik yang mengalami kesulitanbelajar.
15.       Memilih alat Bantu pembelajaran dan pengajaran.
16.       Menilai hasil pembelajaran dan pengajaran.
17.       Memahami dan mengembangkan kepribadian dan profesi guru.
18.       Membimbing perkembangan siswa.









BAB III
PENUTUP
            Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sedangkan berbahasa adalah proses penyampaian informasi dalam berkomunikasi itu. Bahasa adalah obyek kajian linguistik, sedangkan berbahasa adalah obyek kajian psikologi.
            Psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan kata linguistik. Psikolinguistik mencoba menguraikan proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarkannya pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana kemampuan berbahasa itu diperoleh oleh manusia. Bahasa merupakan kegiatan yang terus menerus dan selalu berkembang. Bahasa bukan merupakan sesuatu yang sudah selesai. Bahasa merupakan  sesuatu kegiatan yang sedang berulang dengan melalui alat bicara untuk menyatakan pikiran. Seorang anak yang lahir mempunyai otak yang dirancang untuk dapat belajar suatu bahasa sehingga mereka dapat diperkenalkan dengan lingkungan sekitar yang sesuai.
            Ada suatu pendapat yang terkenal, bahwa pandangan dunia suatu masyarakat ditentukan oleh struktur bahasa. Pendapat ini sering kali disebut Hipotesis Whorf. Bahasa bukanlah jubah yang harus mengikuti bentuk pikiran. Bahasa adalah cetakan, wadah pikiran dan akal yang dituangkan. Secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima dan secara psikologi dapat menerangkan hakekat bahasa dan bagaimana struktur itu diperole, digunakan pada waktu bertutur dan pada waktu memahami kalimat-kalimat dalam peneturan itu.
DAFTAR PUSTAKA
Harras, Kholid A. 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik. Bandung: UPI PRESS.
Modul pegangan mahasiswa Konsep Dasar Psikolingistik.

http://permadihlesmana.blogspot.com/2012/07/psikolinguistik-dan-kedudukannya-dengan.html.

1 komentar: